Header Ads

Tentang Cerita Mereka yang Rela Tak Mudik Demi Jaga Perlintasan Kereta

Saat mayoritas warga Jakarta berlebaran dan mudik ke kampung halamannya, Agus (30) dan Hartono (55) harus bertugas menjaga pintu perlintasan kereta api.

“Ini tahun kelima saya enggak mudik pas lebaran, karena ditugaskan menjaga pintu perlintasan kereta api,” ujar Petugas Jaga Lintasan (PJL) Hartono kepada Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (26/6/2017).

Hartono yang asli Kebumen, Jawa Tengah ini tidak sendiri, ia ditemani Agus berjaga di jalur perlintasan langsung (JPL) 11C Priok, Jakarta Utara.

Sedihnya pas liat orang pada takbir keliling, lalu berlebaran sama keluarga,” tutur Hartono.

Senada dengan Hartono, Agus yang asli Jakarta pun turut merasa sedih tak bisa berlebaran bersama keluarga. Meski begitu dirinya merasa tanggung jawab yang diberikan kepadanya harus tetap dikerjakan.

“Sedih pasti, tapi alhamdulilah keluarga sudah mengerti. Kadang pas shift jaga selesai kita sebelum salat Id sempetin dulu sungkeman atau ya pas malamnya pulang,” sambung Agus.

Meski jauh dari keluarga dan harus bertugas menjaga pintu perlintasan kereta api, keduanya tetap bersemangat di hari raya lebaran ini. Dengan memasang pernak-pernik lebaran atau sekedar menghubungi rekan seprofesi melalui radio menjadi cara perekat tali silaturahmi.

“Iya ini ketupat-ketupat kosong sengaja dipasang buat meriahin lebaran juga,” kata Hartono.

“Kadang, kita kontak radio sama teman yang di pos jaga lain, sekedar Minal Aidin Walfaidzin,” timpal Agus.

Keduanya mengakui bekerja sebagai penjaga pintu perlintasan kereta bukan perkara mudah. Mereka juga mengimbau kepada warga Jakarta yang tidak mudik untuk mematuhi rambu-rambu kereta api.

“Pesannya tolong ketika bel sudah berbunyi berhenti dulu, sembarang 5-10 menit sampai kereta melintas tidak usah menerobos. Kasihan keluarga menanti di rumah,” ucap kompak Hartono dan Agus.



from HALO DUNIA http://ift.tt/2sSfslS
via IFTTT

No comments

Powered by Blogger.